Sabtu, 09 April 2016

PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG



MANAJEMEN KEUANGAN II
“PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG”
Disusun untuk memenuhi tugas keuangan di semester empat


Disusun Oleh:
1. Siti Nurhidayah    (5130014015)
2. Arofa Diah         (5130014021)
3. M. Rizal Rachamatullah (5130014034)
4. Cici Annisaa Wati        (5230014002)
5. Dian Permata Sari (5230014011)
    
Dosen pembimbing:
Ninnasi Muttaqiin,S.M.B.MSM

PRODI S1 MANAJEMEN DAN AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2016



PEMBAHASAN


MACAM SUMBER DANA JANGKA PANJANG

Sumber pendanaan jangka panjang perusahaan di peroleh dari dua alternatif yaitu secara internal dan secara eksternal. Internal di peroleh melalui keuntungan dari kegiatan operasional perusahaan. sedangkan secara eksternal bisa di peroleh melalui publik dan investor.
Secara umum, sumber pendanaan jangka panjang ada empat macam yaitu saham, modal ventura, utang, dan saham preferen. Saham dan modal ventura merupakan sumber pendanaan jangka panjang yang berwujud kepemilikan. Sedangkan utang (seperti obligasi) merupakan sumber pendanaan jangka panjang yang berwujud pinjaman. Bentuk lain dari sumber pendanaan jangka panjang adalah saham preferen. Saham preferen merupakan bentuk saham tetapi mempunyai karakteristik seperti utang (obligasi).
Berikut pembahasan tentang sumber pendanaan jangka panjang yang akan di uraikan tersebut :

SAHAM BIASA
Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. pemegang saham memperoleh pendapatan dari dividen dan capital gain atau selisih antara harga jual dengan harga beli. Saham sangat berbeda dengan obligasi, dimana saham tidak membayarkan pendapatan yang tetap. Deviden pada saham juga berbeda dengan bunga, dimana deviden tidak harus di bayarkan apabila perusahaan tidak mempunyai kas atau mempunyai kas.

MODAL VENTURA
Modal ventura merupakan bentuk penyertaan modal dari perusahaan pembiayaan kepada perusahaan yang membutuhkan dana untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan yang diberi modal sering di sebut dengan investee, sedangkan perusahaan yang memberi dana di sebut sebagai venture capitalist atau pihak investor.
Pada umumnya, perusahaan yang tidak di layani oleh bank, akan menjadi sasaran perusahaan modal ventura. Perusahaan modal ventura kemudian memberi dana dalam bentuk penyertaan, bukan dalam bentuk utang. Dana yang diserahkan di hitung sebagai saham. meskipun modal ventura akan sangat di rasakan bermanfaat oleh perusahaan kecil dan oleh perusahaan dalam tahap yang berbeda – beda, mulai dari tahap awal sampai perusahaan yang sudah mapan.

UTANG DAN OBLIGASI
Selain Saham, perusahaan juga bisa mendapatkan dana dengan cara menerbitkan instrumen utang. Insturmen utang bisa di jual langsung ke investor melalui surat berharga (sekuritas) yang disebut dengan obligasi. Di samping obligasi perusahaan juga bisa langsung meminjam ke perbankan atau lembaga keuangan lainnya (nonperbankan). Pinjaman tersebut merupakan instrumen utang. Perbedaannya dengan obligasi, obligasi merupakan sekuritas dan bisa di perjualbelikan dengan mudah.
Obligasi merupakan instrumen utang yang di keluarkan perusahaan dan di jual ke investor. Penjualan bisa di lakukan melalui bursa keuangan dan di catatkan atau bisa langsung di jual ke investor potensial. Struktur obligasi pada umumnya relatif sederhana. Perusahaan mengeluarkan surat berharga yang menjanjikan pembayaran pada periode tertentu. Kemudian surat utang tersebut memuat beberapa perjanjian yang lebih spesifik.


SAHAM PREFEREN
Saham preferen merupakan bentuk saham tetapi mempunyai karakteristik obligasi (utang). Pemegang saham memperoleh dividen. Tetapi dividen tersebut seperti bunga, yang besarnya tetap atau sama per periodenya. Biasanya besarnya sejumlah persentase tertentu dari nilai nominal saham preferen untuk setiap periodenya.
Jika saham preferen di jual di pasar sekunder, maka harga pasar saham preferen akan berfluktuasi. Biasanya saham preferen di pandang mempunyai kemiripan dengan obligasi, sehingga pergerakan harga saham preferen akan mendekati pergerakan harga pasar obligasi. Dalam neraca saham preferen di masukan ke dalam saham biasa.
jika dilihat dari sudut pandang investor, Sama halnya seperti utang, saham preferen memperoleh pendapatan yang tetap tetapi risiko saham preferen lebih tinggi di bandingkan dengan risiko pemegang utang, dan lebih rendah dibandingkan dengan risiko pemegang saham biasa.

PEMBELANJAAN DENGAN LEASING

Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia lebih dikenal dengan nama Leasing. Kegiatan utamanya adalah bergerak di bidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah. Pembiayaan yang dimaksud jika seorang nasabah membutuhkan barang-barang modal seperti peralatan kantor atau mobil dengan cara disewa atau dibeli secara kredit dapat diperoleh diperusahaan leasing.
Pihak Leasing dapat membiayai keinginan nasabah dengan perjanjian yang telah disepakati kedua pihak. Perusahaan Leasing dapat diselenggarakan oleh atau badan usaha yang berdiri sendiri. Keterbatasan perusahaan leasing adalah tidak boleh melakukan kegiatan yang dilakukan oleh bank seperti memberikan simpanan dan kredit dalam bentuk uang.
Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor (perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) di mana pihak lessor memyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan
pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan pengertian sewa guna usaha sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 adalah “kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala”.
Yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya,operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.

CIRI – CIRI LEASING
Ciri – ciri leasing adalah sebagai berikut:
a. Leasing merupakan suatu cara pembiayaan. Tentunya masih ada spek-aspek yang lain pada leasing,
    namun segi pembiayaan adalah salah satu ciri utama, baik pada finance lease maupun pada
    operating lease.
b. Biasanya ada hubungan jangka waktu lease dan masa kegunaan benda yang dilease tersebut. Inilah
    perbedaaan pokok dengan sewa menyewa biasa.
c. Hak milik benda yang dilease ada pada leasor.
d. Benda yang menjadi objek leasing adalah benda-benda yang digunakan dalam suatu perusahaan.
    Pengertian benda-benda yang digunakan untuk suatu perusahaan harus diberi pengertian yang luas,
    yakni benda-benda yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan, jadi tidak saja mesin-mesin
    yang hanya dapat digunakan untuk berproduksi akan tetapi bisa juga untuk computer, dan
    kendaraan bermotor.

KETENTUAN LEASING
Kegiatan Leasing secara resmi diperbolehkan beroperasi di indonesia setelah keluar surat keputusan bersama antara Menteri Keuangan,Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Nomor Kep. 122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/I/74 Tanggal 7 Februari 1974 Tentang Perizinan Usaha Leasing di Indonesia. Wewenang untuk memberikan usaha Leasing di keluarkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan Surat keputusan Nomor 649/MK/IV/5/1974 Tanggal 6 Mei 1974 yang mengatur mengenai ketentuan tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia.

MANFAAT LEASING
1 .Menghemat modal
2. Flexible
3. Sebagai sumber dana
4. Menguntungkan Cash Flow
5. Menciptakan keuntungan dari pengaruh inflasi (karena bersifat tetap dalam jangka menengah dan
    jangka panjang sehingga nilai riil akan turun jika terjadi inflasi.
6. Sarana Kredit jangka menengah dan panjang.

JENIS – JENIS LEASING
1. Jual dan lease kembali
Dalam jual dan lease kembali, perusahaan yang memiliki tanah, bangunan, dan peralatan menjual hartanya dan serta merta membuat perjanjian untuk me-lease kembali property tersebut selama periode tertentu dengan syarat-syarat khusus. Pembelinya bisa berupa perusahaan asuransi, bank komersial, perusahaan leasing, atau bahkan investor perorangan. Jenis jual dan lease kembali merupakan alternative bagi pinjaman hipotik (dengan mengagunkan aktiva tetap). Pada perjanjian jual dan lease kembali, pembayaran lease akan ditetapkan sedemikian rupa sehingga mengembalikan harga beli kepada investor/lessor sambil menetapkan tingkat pengembalian tertentu atas investasi lessor yang beredar.

2. Lease operasi
Lease operasi disebut juga lease jasa menawarkan pembiayaan sekaligus pemeliharaan. Lazimnya, lease ini menetapkan bahwa lessor bertanggung jawab untuk merawat dan menservis peralatan yang di-lease, dan biaya pemeliharaan tersebut diperhitungkan dalam pembayaran lease. Karakteristik penting lainnya dalam lease operasi adalah kenyataan bahwa lease tersebut sering kali tidak diamortisasi sepenuhnya. Ciri lainnya adalah seringnya terdapat pasal mengenai pembatalan dalam kontrak lease, yang memberikan hak kepada lessee untuk membatalkan lease sebelum berakhirnya kontrak.

3. Lease keuangan atau modal
Lease keuangan berbeda dengan lease operasi dalam 3 hal, yaitu :
a. Lease modal tidak memberikan jasa pemeliharaan
b. Lease modal tidak dapat dibatalkan
c. Lease modal diamortisasi secara penuh

Lease keuangan mirip dengan kontrak “jual dan lease kembali”, perbedaan utamanya adalah bahwa dalam lease keuangan peralatan yang di-lease itu baru dan lessor membelinya dari pabrik atau distributor, bukan dari lessee. Jadi, jual dan lease kembali bisa dianggap sebagai jenis khusus lease keuangan, dan baik jual-dan-lease kembali maupun lease keuangan dianalisis dengan cara yang sama.

EVALUASI ALTERNATIF PEMBELANJAAN DENGAN LEASING

Setiap rencana lease harus dievaluasi baik oleh lessee maupun lessor. Lessee harus menentukan apakah me-lease suatu aktiva lebih murah daripada membelinya, sementara lessor harus memutuskan apakah lease tersebut akan menghasilkan tingkat pengembalian yang wajar atau tidak. Pada umumnya, terjadinya perjanjian lease mengikuti urutan yang akan diuraikan berikut ini.

1.Perusahaan memutuskan untuk memperoleh bangunan atau peralatan tertentu. Keputusan ini
   didasarkan atas prosedur penganggaran modal yang biasa, dan keputus an untuk memperoleh aktiva
   tersebut sudah dilaksanakan sebelum analisis lease dimulai. Karena itu, dalam analisis lease kita
   hanya mempertimbangkan apakah akan membiayai mesin itu dengan lease atau pinjaman.
2.Setelah perusahaan memutuskan memperoleh suatu aktiva, pertanyaan berikutnya adalah
   bagaimana membiayainya. Perusahaan yang dikelola dengan baik tidak mempunyai banyak uang
   kas yang menganggur, sehingga aktiva baru harus dibiayai dengan cara tertentu.
3.Dana untuk membeli aktiva dapat diperoleh dengan meminjam, dengan menahan laba, atau dengan
   menerbitkan saham baru. Cara lain adalah dengan melease aktiva tersebut.

Lease sebanding dengan pinjaman dalam arti bahwa perusahaan diharuskan untuk melakukan serangkaian pembayaran tertentu, dan kegagalan untuk memenuhi kewajiban pembayaran tersebut dapat mengakibatkan kebangkrutan. Jadi, sangat tepat untuk membandingkan biaya lease dengan biaya utang. Analisis ini, harus membandingkan biaya leasing dengan biaya utang tanpa memeperhatikan bagaimana sesungguhnya akiva terebut dibiayai. Aktiva itu sebenarnya dapat saja dibeli dengan uang kas yang ada, tetapi karena leasing merupakan alternative bagi pembiayaan dengan utang, maka perbandingan diantara kedua cara pembiayaan itu masih layak. Pembayaran lease dapat dilakukan pada awal atau akhir tahun.

Kesimpulan

Sumber Pendanaan jangka panjang perusahaan dapat diperoleh dari dua alternatif yaitu dari internal perusahaan (diperoleh dari laba operasional perusahaan) dan dari Internal perusahaan (yaitu berupa saham, modal Ventura, utang dan saham preferent)
Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentykj penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan pembeyaran-pembeyaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut.
Leasing sebagai alternatif sumber pembiayaan yang yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pembiayaan lainnya, antara lain :
- Transaksi dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka
- Pembiayaan sewa guna lebih fleksibel karena dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan
   perusahaan.
- Pembayaran sewa guna memberikan kemudahan bagi pihak lease dalam penyusunan anggaran
  tahunan.

DAFTAR PUSTAKA

http://yudhadwisyahputra.blogspot.com/2012/06/leasing.html?m=1  di akses pada hari jum’at, 8 April 2016 pukul 20.00
Dr. Harmono, SE., M.Si, Manajemen Keuangan, BPFI-UGM, 2001
http://dewiningrum2795.blogspot.com/2015/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1 di akses pada hari sabtu, 9 April 2016 Pukul 08.14






MANAJEMEN KEUANGAN JANGKA PENDEK



                                              
MANAJEMEN KEUANGAN II
“MANAJEMEN KEUANGAN JANGKA PENDEK”
Disusun untuk memenuhi tugas keuangan di semester empat


Disusun Oleh:
1. Siti Nurhidayah    (5130014015)
2. Arofa Diah         (5130014021)
3. M. Rizal Rachamatullah (5130014034)
4. Cici Annisaa Wati        (5230014002)
5. Dian Permata Sari (5230014011)
    
Dosen pembimbing:
Ninnasi Muttaqiin,S.M.B.MSM

PRODI S1 MANAJEMEN DAN AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2016


PEMBAHASAN


  
    PENGERTIAN KEUANGAN JANGKA PENDEK

 
Merupakan Pengelolaan Aktiva Lancar (kas, surat berharga, piutang persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan resiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.

       Pembiayaan jangka pendek (short term financing) adalah utang-utang yang harus di lunasi dalam
       jangka waktu < 1tahun. 
    a.   Jenis-jenis pembiayaan jangka pendek diantaranya accruals, accounts payable/trade credit, short
          term bank loans, dan commercial paper:                 
              1.  Accruals, yaitu biaya biaya yang masih harus dibayar atas jasa yang sudah diterima, tetapi 
             belum dibayar perusahaaan. Misalnya utang, gaji ,dan utang pajak. Perusahaan biasanya
             membayar gaji atau upah karyawan secara mingguan atau bulanan sehingga neraca perusahaan
             akan memperlihatkan utang gaji atau gaji terhutang. Accruals meningkat secara otomatis atau
             spontan jika operasi perusahaan menigkat. Waktu pembayaran upah/gaji ditentukan oleh
             dorongan ekonomi dan kebiasaan industri, sedangkan pembayaran pajak ditentukan oleh hukum. 

         2. counts payable / trade credit / utang dagang, yaitu utang antar perusahaan yang timbul dari
             penjualan kredit di catat sebagai piutang usaha dari penjual dan sebagai utang usaha oleh
             pembeli.Proporsi hutang dagang ini semakin besar untuk perusahaan kecil, karena perusahaan
             kecil relative sulit untuk memperoleh hutang dari lembaga keuangan sehingga terpaksa
             tergantung pada hutang dagang. Stretching Accounts Payable, yaitu praktik menunda-nunda
             pembayaran utang secara di sengaja.
       Komponen utang dagang : 
       a)      Free trade credit adalah kredit dagang yang diterima selama periode diskon. 
       b)    Costly trade credit adalah jumlah kredit dagang yang melampaui komponen yang gratis yang 
              biayanya berupa diskon yang tidak diambil.
      
    3. Short Term Bank Loans /  hutang bank
        Sifat/ciri kredit bank adalah : 
        a) Jatuh tempo
        b)  Promes / promissory note adalah dokumen yang memuat jumlah dari pinjaman,suku bunga,
             jadwal angsuran, agunan, dan persyaratan serta ketentuan lain yang telah di sepakati pihak
             bank peminjam. 
        c)  Saldo kompensasi adalah saldo minimum yang harus ada direkening giro. 
        d)  Plafon kredit, berupa jumlah kredit maksimal yang disepakati akan di berikan bank kepada
             nasabahnya untuk periode tertentu. 
        e) Credit revolving, berupa plafon kredit formal yang diberikan kepada perusahaan oleh
            bank/lembaga keuangan bukan bank hampir sama dengan plafon kredit,bedanya yaitu kredit
            revolving punya ikatan hukum dan di bebani premi.
        
       Kredit bank memiliki biaya-biaya sebagai berikut : 
       a)  Simple interest 
           Bunga yang dikenakan atas jumlah pinjaman yang sesungguhnya. Bunga ini dibayar pada saat
           kredit jatuh tempo.
       b) Discount interest
           Bunga yang dihitung berdasarkan nilai nominal kredit, tetapi bunga ini di bayar dimuka
           sehingga jumlah bersih yang diterima peminjam lebih kecil daripada nilai nominal kredit
       c)  Add-on interest 
           Bunga yang dihitung dari jumlah kredit yang diterima dan ditambahkan kembali ke jumlah
           kredit tersebut guna menentukan nilai nominal kredit yang akan di bayar secara cicilan. Terkait
           dengan kredit bank,perusahaan harus berhati hati dalam memilih bank yang akan di pilih
           sebelum mengajukan kredit bank. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
           memilih bank antara lain sebagai berikut : 
           1)      Kesediaan menanggung resiko
Penyebaran kantor cabang dan peran serta pada berbagai jenis industri akan mengakibatkan risiko suatu bank lebih kecil dibanding bank yang hanya menangani suatu industri.
           2)   Nasihat dan penyuluhan
Membantu perusahaan yang diberikredit agar dapat tumbuh terus sehingga nantinya dapat menjadi nasabah penting bagi bank tersebut.
3)    Loyalti kepada nasabah
Ukuran tingkat kemitraan suatu bank terhadap para nasabahnya. Misalnya, jika nasabahnya dalam masa sulit melunasi kredit maka bank berusaha mencarikan jalan keluar untuk memperbaiki keadaan nasabah.
4)    Spesialisasi
Dengan lebih terspesialisasinya pelayanan di bank, diharapkan pengalaman dan hubungan yang erat dengan bidang usaha bersangkutan akan mendorong bank untuk bekerja sama secara lebih kreatif dan memberi dorongan secara lebih aktif bagi perusahaan di bidang tersebut.
5)    Jumlah kredit maksimum
Jumlah kredit yang dapat di berikan kepada nasabah terjadi pada besar kecilnya modal bank yang bersangkutan.
6)     Merchant banking
Bank yang bersangkutan tidak hanya memberikan kredit, tetapi juga mempunyai penyertaan modal serta memberikan nasihat keuangan kepada perusahaan yang bersangkutan.
7)      Jasa-jasa lainnya
                   Misalnya, transfer dana dan negosiasi letter of credit

      4. Commercial Paper
          Surat promes/surat tanda utang tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar untuk dijual
          guna membiayai kebutuhan kredit jangka pendek.
          Sumber dana jangka pendek :
          a. Tanpa jaminan : kredit dagang
          b. Dengan jaminan : kredit bank
     
         Bentuk jaminan :
         a. Surat berharga
         b. Piutang
         c. Persediaan
      
         Sumber pembelanjaan untuk piutang dagang diantaranya factoring, pledge of accounts
         receiveable, dan banker’s acceptance facility.
a.      Factoring
Adalah cara mendanai piutang dagang dengan menjual piutang dagang yang dimiliki perusahaan kepada lembaga keuangan nonbank (faktor). Penjualan dilakukan dengan hak regres (with recourse) yaitu si pembeli surat piutang (faktor) dapat menuntut si penjual untuk membayar seandainya factor tidak dapat menagih piutangnya dari pihak yang berutang, tanpa hak regres (without recourse) yaitu risiko atas tidak tertagihnya piutang tersebut telah seluruhnya menjadi tanggung jawab si faktor.
b.      Pledge of accounts receiveable
Perusahaan menggadaikan/menjual piutang dagangnya agar dapat memperoleh dana dari lembaga keuangan nonbank dengan hak regres.Perusahaan yang menggadaikan piutangnya diminta untuk mengikat perjanjian dengan suatu ikatan yang disebut jaminan gadai.
c.       Banker’s acceptance facility 
     Timbul dari suatu transaksi jual beli dengan menggunakan alat pembayaran dalam bentuk banker’s LC(letter of credit). Sumber pembelanjaan untuk persediaan adalah blanket inventory lien, trust receipts, dan field warehouse financing.   


PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK
Merupakan hutang jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi, kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous finansing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (accound payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang diterima dan pembayarannya belum dilakukan). Account payable dan Accrual merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangke pendek yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan.



TIPE PENDANAAN JANGKA PENDEK

1. Pendanaan spontan adalah jenis yang memiliki karakter jika aktifitas perusahan berubah maka sumber pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan antara lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah/gaji atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya.


 Rerata utang dagang                               = Nilai Utang / Perputaran Utang 
Perputaran hutang dalam setahun          = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit 

Contoh
Perusahaan Ogah Rugi membeli barang senilai Rp 300.000.000,- secara kredit dengan jangka
waktu 3 bulan maka perputaran hutang setahun 4x. Dengan demikian rerata utang dagang
Perusahaan Ogah Rugi sebesar Rp 75.000.000,- Jika perusahaan menaikkan pembelian kredit
sebesar 10% ( Rp 300.000.000 ), maka rerata utang dagang pun akan naik sebesar 10% ( Rp
82.500.000 ). Begitu jika perusahaan akan menurunkan pembelian kreditnya sebesar 5% maka
rerata utang dagangpun akan turun 5% Maka tak salah kalau staf manajer keuangan Perusahaan
Ogah Rugi ketike membuat budget utang dengan menggunakan angka persentase pembelian
kredit

2.     Pendanaan Tidak Spontan adalah Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk
       memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk
       negoisasi atau perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara
       lain :
  1. Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90 hari), tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besardan dijual langsung ke investor. Biasanya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial paper.
  2. Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini (Line of Credit), dengan pinjaman ini, peminjam bisa meminjam meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman).
  3. Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang mempunyai piutang, factoring mempunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative investasi.
  4. Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman (pledging receivables). Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman (penjaminan bisa dilakukan atas semua piutang).
  5. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakai akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman dalam presentase tertentu dari nilai p[ersediaan yang dijaminkan.
  6. Akseptasi Bank. Merupakan pernyataan kesanggupan bank pengaksep untuk melakukan pembayaran atas suatu wesel berjangka yang diterbitkan eksportir, pada saat jatuh tempo wesel dimaksud atau merupakan janji untuk membayar oleh pihak tertarik dengan cara membubuhkan tanda tangan dalam surat wesel; akseptasi harus dinyatakan dengan kata akseptasi atau dengan cara lain yang sama maksudnya; tanda tangan saja dan pihak tertarik dibubuhkan pada halaman muka, surat wesel sudah berlaku sebagai akseptasi; apabila telah diakseptasi, wesel ni menjadi sama dengan promes, yang berarti dapat diperdagangkan atau dapat dijual kepada pihak lain sebelum tanggal jatuh tempo (acceptance) aksepto.
  7. Repo. suatu perjanjian antara penjual & pembeli atas efek-efek dimana penjual berjanji untuk membeli kembali efek-efek yang dimaksud pada harga yang disepakati bersama dan pada jangka waktu yang telah ditentukan.

EVALUASI SUMBER PENDANAAN JANGKA PENDEK

Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa mengevaluasi dengan menggunakan kerangka :
• Strategi pendanaan secara keseluruhan
• Biaya
• Kerersediaan
• Fleksibilitas




SUMBER-SUMBER PENERIMAAN JANGKA PENDEK TANPA JAMINAN

      Termasuk dalam kategori pinjaman jangka pendek yang diperoleh dalam usaha biasanya terdiri dari bank loan dan commercial papers. 
a.      Pinjaman Bank (bank loans). 
       Bank sebagai sumber utama pendanaan yang dapat memberikan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan untuk usaha. Pinjaman bank merupakan short-term, self- liquidating loan yaitu pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang digunakan untuk membiayai piutang dan persediaan pada saat kebutuhan modal meningkat secara musiman, diharapkan piutang dan persediaan dapat menjadi kas secara cepat (likuid) sehingga dana yang dibutuhkan untuk membayar pinjaman dapat diperoleh dengan sendirinya. Perhitungan Tingkat Bunga Pinjaman (loan interest rates) Secara umum, terdapat tiga metoda perhitungan tingkat bunga: 
    

     

a.      Collect basis 
      Contoh: kredit yang diterima Rp. 100 juta. Tingkat bunga 15%. Pada akhir tahun debitur membayar bunga Rp. 15 juta (plus Rp. 100 juta pokok pinjaman). Dengan demikian, tingkat bunga efektifnya: (Rp. 15 juta / Rp. 100 juta) x 100% = 15%. 



b.     Discount basis 
       Contoh: apabila debitur hanya menerima Rp. 85 juta pada awal tahun (karena bunganya diminta terlebih dahulu) dan membayar Rp. 100 juta pada akhir tahun, maka tingkat bunga efektifnya adalah: (Rp. 15 juta / Rp. 85 juta) x 100% = 17.65% 


c.     Add-on basis 
      Contoh: apabila digunakan add-on basis, maka perusahaan diminta membayar secara angsuran (misalnya per bulan), maka pembayaran per bulan sebesar: {Rp. 100 juta (1.15) / 12} = Rp. 9.583.000,-. Dengan demikian, tingkat bunga per bulan dapat dihitung dengan menggunakan konsep time value of money:  
       12 9.583.000
       100.000.000 = Σ
       t = 1 (1 + i) 12
          dengan cara trial and error, akan diperoleh i (tingkat bunga sekitar 2,2% per bulan. Dengan demikian, tingkat bunga per tahun sekitar:
            (1 + 0.022)12 – 1 = 29,84%
       
      Dasar pembagian tingkat bunga pinjaman adalah: 

            1.     Prime rate of interest 
                  Bunga terendah yang dibebankan oleh bank nasional atau bank komersil dengan reputasi
                  terbaik kepada debitur korporasi dengan credit rating yang tinggi. 
            2.     Fixed rate loan 
                  Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread
                  (margin) dan berlaku tetap sampai dengan tanggal jatuh tempo kredit. 
            3.     Floating-rate loan 
                  Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread
                  (margin) dan berlaku mengambang (bisa berubah-ubah) meskipun kredit belum jatuh
                  tempo.
                  Contoh:
                  Jumlah kredit $ 10,000
                  Bunga 1 tahun $ 1,000
                  Berapa effective annual rate:
                  Apabila bunga dibayarkan setelah tanggal jatuh tempo? ($1,000 / $10,000) x 100% =
                  10,0%. Apabila bunga dibayarkan di depan (pada saat penerimaan pinjaman)?
                  {$1,000 / ($10,000 – $1,000) x 100%} = 11,1%
                  Secara umum, terdapat tiga bentuk pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang banyak
                  diaplikasikan, yaitu: 
                  1.      Single payment notes
                        Kredit jangka pendek bersifat akad kredit berlaku untuk sekali dan kredit harus lunas
                        pada saat jatuh tempo. 
                  2.     Compensating balances
                        Jumlah saldo yang harus dipelihara oleh debitur dengan jumlah misalnya 10% sampai
                        20% dari jumlah limit kredit sebagai cadangan pembebanan bunga atau biaya
                        administrasi kredit lainnya.
                        Contoh:
                        Limit kredit $1,000,000
                        Suku bunga 10% per tahun atau 10% x $1,000,000 = $100,000 per tahun.
                        Compensating balances 20% atau $200,000
                        Akan tetapi, the effective annual rate of the funds sebenarnya adalah
                        ($100,000/$800,000) x 100% = 12.50% (bukan 10%) 
                  3.      Annual clean-up
                        Untuk meyakinkan bahwa kredit yang dipinjam untuk pembiayaan sesuai perjanjian,
                        bank sering meminta adanya “annual cleanup”, yaitu Rekening Pinjaman bersaldo
                        “nihil” pada hari-hari tertentu pada tahun masih berlakunya masa pinjaman, hal ini
                        dimaksudkan untuk menghindari adanya penyalahgunaan tujuan kredit, misalnya
                        kredit berjangka pendek digunakan untuk kredit jangka panjang.

b.      Surat Berharga (Commercial paper) 
      Merupakan salah satu bentuk pembiayaan jangka pendek yang terdiri dari promes tanpa jaminan
      yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memiliki standar kredit yang tinggi.Umumnya hanya
      perusahaan-perusahaan besar saja dengan kondisi keuangan dan reputasi yang baik yang dapat
      menerbitkan commercial paper. 

      Keuntungan menggunakan commercial paper: 
      Rendahnya tingkat bunga CP dibandingkan tingkat bunga pinjaman bank.Tidak diperlukan
      adanya agunan khusus untuk CP yang diterbitkan perusahaan penerbit. Akan tetapi ada lini kredit
      dengan jumlah nominal sama dengan CP yang diterbitkan untuk menjamin bila CP yang
      diterbitkan tidak laku dijual atau untuk menjamin pembayaran CP bila telah jatuh tempo.CP
      mendatangkan sejumlah besar dana jangka pendek dalam tiap penerbitannya.
      CP juga meningkatkan nama baik dan prestasi perusahaan penerbitkarena opini umum yang
      berlaku bahwa hanya perusahaan dengan kredibilitas tinggi saja yang dapat menerbitkan dan
      menjual CP di pasaran. Perusahaan penerbit akan lebih mudah memperoleh pinjaman lain dari
      bank komersial di masa yang akan datang.
      CP dapat bertindak sebagai “jembatan” antara satu pinjaman bank dengan yang lainnya, sehingga
      kebutuhan dana yang muncul pada selang waktu antara dua pinjaman bank dapat ditutupi dengan
      dana. 

      Keterbatasan commercial paper 
      Sifat CP sulit diramalkan perkembangannya dibandingkan dengan pinjaman bank, sehingga
      sering mengakibatkan CP memiliki kadar risiko yang lebih tinggi. Dengan demikian, beberapa
      keterbatasan penerbitan CP adalah sebagai berikut:
      Masih ada kemungkinan CP tidak laku dijual sedangkan pinjaman bank sudah pasti akan diterima
      pada periode tertentu. Dengan demikian, bila CP tidak laku ada kemungkinan dana yang
      diperlukan tidak tersedia pada periode yang telah direncanakan.
      Bila perusahaan penerbit mengalami kesulitan keuangan saat CP jatuh tempo sehingga tidak
      mampu membayar kembali CP tersebut, sulit meminta waktu penundaan pembayaran pada para
      investornya. Perusahaan kecil dengan kredibilitas tinggi dalam masalah kreditnya, tidak dapat
      ikut menerbitkan CP. 

      Perhitungan bunga efektif Comercial paper 
      Tingkat suku bunga efektif commercial paper ditentukan oleh berapa besar discount yang
      diberikan dan lamanya jatuh tempo, penjualan commercial paper dapat dilakukan dengan
      perhitungan discount dari nilai par (par value atau face value) dan bunga sebenarnya yang
      diperoleh pembeli ditentukan dengan perhitungan tertentu.
      Contoh:
      PT Venus menerbitkan commercial paper seharga Rp. 3.000.000,- yang akan jatuh tempo dalam
      waktu 90 hari dan menjual dengan harga Rp. 2.940.000,-. Pada hari ke-90 pembeli akan
      menerima Rp. 3.000.000,- untuk investasi sebesar Rp. 2.940.000,-. Bunga yang dibayar pada
      pembiayaan ini sebesar Rp. 60.000,- dengan pokok Rp. 2.940.000,-. Tingkat bunga efektifnya
      dengan demikian adalah (Rp. 60.000,- : Rp.2.940.000,-) = 2,04% untuk 90 hari. Bila diasumsikan
      commercial paper diperpanjang setiap 90 hari sepanjang tahun, maka tingkat bunga efektif untuk
      commercial paper dengan persamaan:
      EAR = ( 1 + k) n – 1 adalah sebesar (1 + 2,04%) 4 – 1 = 8,41%
         m
      di mana:
      EAR = tingkat bunga efektif (effective annual rate)
      k       = tingkat bunga nominal
      m      = compounding frequency (frekuensi pemajemukan)
     Contoh di atas menunjukkan bahwa m = 4 diperoleh dari informasi bahwa commercial paper jatuh
      tempo setelah 90 hari di mana asumsi satu tahun = 360 hari, dengan demikian m = 360/90 = 4.

PERENCANAAN KEUANGAN JANGKA PENDEK

merupakan salah satu cara melakukan persiapan finansial di masa dapan untuk kebutuhan jangka pendek, seperti misalnya untuk ber- investasi jangka pendek dan biaya sekolah anak. Perencanaan keuangan jangka pendek ini perlu dilakukan sejak kita mulai mendapatkan penghasilan sendiri dan manfaat yang kita peroleh tentu tidak membutuhkan waktu yang lama. Banyak orang yang memilih jalur asuransi sebagai perencanaan keuangan jangka panjang. Dengan mengikuti polis asuransi mereka hanya perlu membayar iuran premi bulanan untuk menjamin kerugian yang mungkin mereka alami di masa depan seperti misalnya kerugian jiwa, kesehatan, masa tua, investasi dan sebagainya. Dalam asuransi ini terdapat dua pihak yaitu pihak penanggung ( pihak asuransi ) dan pihak tertanggung ( pihak yang nasabah asuransi ). Salah satu perencanaan keuangan lain untuk waktu yang relatif sebentar adalah melakukan investasi jangka pendek atau perencanaan keuangan jangka pendek. Peluang investasi jangka pendek ada banyak, diantaranya adalah :
1.      Tabungan
Dengan menabung di bank, uang bisa dicairkan kapan saja. Kamu tinggal tarik langsung dari bank atau atm terdekat. Namun bank memiliki kelemahan, karena tingkat bunganya rendah.
2.      Deposito
Deposito sedikit berbeda dengan tabungan karena tabungan bisa diambil kapan saja, sementara deposito bisa diambil namun dengan jangka waktu tertentu alias ada jatuh tempo nya. Misalkan kamu mengambil deposito 3 bulan, maka uang kamu harus tersimpan di Bank selama 3 bulan, baru bisa diambil. Jika mengambil uang sebelum jatuh tempo, maka dikenakan pinalti.
3.      Reksadana
Reksadana jangka pendek salah satunya adalah reksadana yang berkaitan dengan pasar uang. Pada reksadana ini uang akan dimasukkan dalam obligasi jangka pendek, sertifikat Bank Indonesia dan Deposito.
4.      Saham
  Adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Pengertian saham ini artinya adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusa­haan.
  Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah pemilik perusahaan yang me­nerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank, setiap kali kita menabung maka kita akan mendapat­kan slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejum­lah uang. Dalam investasi saham, yang kita terima bukan slip melainkan saham. Ada saham – saham di pasar modal yang fluktuasi harganya cukup cepat, saham – saham ini cocok untuk investasi jangka pendek.
5.      Emas
Menurut para perencana keuangan, emas layak dipertimbangkan sebagai alternatif instrumen investasi saat kondisi pasar modal sedang buruk. Karena emas tidak terpengaruh inflasi, kalau dana sudah dibutuhkan investor bisa menjual emasnya dengan mudah. Sebenarnya, perbedaaan investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang hanya terletak pada waktu dan likuiditasnya saja.

G.      Penggunaan Informasi Akuntansi Differensial Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek.
Analisis hubungan biaya – volume – laba merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba, untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.
Kegunaan Informasi Akuntansi Diferensial salah satunya adalah sebagai alat perencanaan laba jangka pendek.Perencanaan laba jangka pendek dapat dilakukan dengan melakukan analisis biaya-volume-laba.
1.        Perencanaan Laba Jangka Pendek
Dalam penyusunan anggaran manajemen memerlukan informasi akuntansi untuk mempertimbangkan berbagai dampak terhadap laba akibat dipilihnya suatu alternatif.Laba perusahaan dalam jangka pendek dipengaruhi oleh pendapatan (hasil kali volume penjualan dengan harga jual) biaya variabel, dan biaya tetap. Manajemen memerlukan informasi akuntansi differensial yang terdiri dari informasi pendapatan differensial dan informasi biaya differensial, untuk mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga jual, dan biaya terhadap laba perusahaan.
2.      Parameter-parameter perencanaan laba jangka pendek yaitu:
1.            Break Even Point (BEP)
Merupakan kondisi perusahaan dimana perusahaan tidak mengalami keuntungan dan tidak pula menderita kerugian.
Artinya perusahaan memiliki pendapatan dan biaya yang sama besarnya. BEP dapat dihitung dengan cara membagi biaya tetap dengan selisih antara harga dan biaya variabel (BEP dalam unit) atau dengan contribution margin ratio/CMR (BEP dalam jumlah uang)/
2.            Margin Of Safety
Margin of safety merupakan batas aman perusahaan untuk tidak mengalami kerugian atau batas toleransi penurunan volume penjualan dari target penjualan perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Margin of safety dapat diperoleh dengan menghitung selisih antara target penjualan perusahaan dengan Break Even Point (BEP).
3.            Shutdown Point
Shutdown point merupakan kondisi dimana perusahaan harus menutup usahanya jika tidak ingin mengalami kerugian yang lebih besar. Shutdown poin dapat dihitung dengan cara membagi biaya tetap tunai perusahaan dengan selisih antara harga dan biaya variabel perusahaan atau biaya tetap tunai dengan contribution margin ratio (CMR).
4.            Degree of Operating Leverage
Degree of operating leverage digunakan untuk mengetahui dampak perubahan penjualan terhadap laba bersih perusahaan, yaitu berapa persentase penjualan berakibat terhadap persentase laba bersih. Degree of operating leverage dapat dihitung dengan cara membagi laba kontribusi dengan laba bersih.
5.            Laba Kontribusi
Merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan perusahaan, misalnya penjualan. Laba kontribusi dapat diperoleh dengan cara menghitung selisih antara pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya produk.
            Dalam proses penyusunan anggaran induk perusahaan, Laporan Laba-Rugi yang disusun dengan metode variabel costing sangat membantu manajemen puncak karena pengambilan keputusan jangka pendek umumnya menyangkut atau mengakibatkan penambahan atau penggurangan volume kegiatan, maka informasi biaya yang dipisahkan menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan akan sangat membantu. Dari laporan diatas manajemen dapat memperoleh berbagai parameter (gambaran sesuatu dalam bentuk angka) berikut ini:
a.            Break Even Point.
Dalam proses perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi impas untuk mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan. Suatu usulan kegiatan yang mengakibatkan turunnya impas akan menarik manajemen jika dibandingkan dengan yang mengakibatkan kenaikan impas, karena semakin rendah impas berarti semakin besar kemungkinan perusahaan memperoleh kesempatan mendapatkan laba.
b.            Margin of Safety.
Manajemen memerlukan informasi margin of safety dari anggaran laba yang diproyeksikan dalam tahun anggaran yang akan datang.
c.            Titik Penutupan Usaha (Shut Down Point).
Manajemen memerlukan informasi ini, jika misalnya diketahui bahwa dari biaya tetap perusahaan sebesar Rp. 150.000.000, Rp. 100.000.000 merupakan biaya tunai, maka dalam tahun anggaran 2011, titik penutupan usaha adalah sebesar Rp. 250.000.000 (Rp. 100.000.000 : 40%), berarti dibawah  pendapatan penjualan (Rp. 500.000.000,-) maka usaha perusahaan tersebut secara ekonomis tidak pantas dilanjutkan karena pendapatan penjualan dibawah jumlah tersebut akan mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar biaya tunainya.
d.           Degree of Operating Leverage.
Manajemen memerlukan informasi ini yang dihitung dari data diatas adalah 4 kali (Rp. 200.000.000 : Rp. 50.000.000) yang berarti setiap 1% kenaikan pendapatan penjualan akan mengakibatkan 4% (4 x 1%) kenaikan laba bersih. Dengan demikian usulan kegiatan diharapkan akan menaikkan pendapatan penjualan sebesar 5%, maka dalam tahun anggaran tersebut laba bersih perusahaan diharapkan akan mengalami kenaikan 20% (4 x 5%).
e.          Laba Kontribusi per Unit.
Laba kontribusi merupakan kelebihan pendapatan penjualan diatas biaya variabel. Informasi ini memberikan gambaran jumlah yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba.Semakin besar laba kontribusi, semakin besar kesempatan yang diperoleh perusahaan untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba. Jika informasi laba kontribusi per unit dihubungkan dengan penggunaan sumber daya yang langka, manajemen akan memperoleh informasi berbagai macam untuk menghasilkan laba.


Kesimpulan
Pada Prinsipnya Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial management), merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan.




DAFTAR PUSTAKA
Lukas Setia Admaja, Ph.D, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, Yogyakarta: ANDI 2008, hlm. 372
Husnan Suad, Dr. M.B.A, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek)jilid 2, hlm.499