MANAJEMEN KEUANGAN II
"PERUSAHAAN
MULTINASIONAL"
Disusun untuk memenuhi tugas keuangan di semester empat
Disusun Oleh:
1. Siti Nurhidayah (5130014015)
2. Arofa Diah (5130014021)
3. M. Rizal Rachamatullah (5130014034)
4. Cici Annisaa Wati (5230014002)
5. Dian Permata Sari (5230014011)
Dosen pembimbing:
Ninnasi Muttaqiin,S.M.B.M.SM
PRODI S1 MANAJEMEN DAN AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2016
PEMBAHASAN
Peranan perusahaan Multinational pada era globalisasi
sekarang ini semakin penting dalam bisnis internasional. Lebih-lebih dengan
terbentuknya NAFTA (Nort America Free
Trade Agreement) dan AFTA (Asean Free
Trade Agrement), memberikan peluang besar bagi perusahaan multinasional
untuk beroperasi di berbagai negara.
Perusahaan multinasional adalah
perusahaan yang terlibat dalam produksi dan penjualan barang-barang dan
jasa-jasa di lebih dari satu negara. Perusahaan multinasional biasanya terdiri
atas perusahaan induk yang berada di negara asal dan paling tidak lima atau
enam cabang perusahaan atau anak perusahaan yang berada di luar negeri.
Biasanya perusahaan multinasional lebih banyak melakukan investasi langsung di
luar negeri (direct foreign investment).
Perusahaan multinasional awalnya adalah perusahaan domestic,
dengan tingkat pertumbuhannya yang semakin tinggi, peluang pasar yang dihadapi
semakin besar, maka perusahaan akan melakukan ekspansi ke negara lain atau go
internasional. Motivasi perusahaan go international meliputi:
1. Memperluas pasar
2. Penggunaan bahan baku dari negara
asing,
3. Untuk mempertahankan kelangsungan
suplai bahan baku dari berbagai Negara,
4. Penggunaan teknologi asing
5. Peningkatan efisiensi produksi
6. Menghindari hambatan politik dan
peraturan pemerintah
7. Fluktuisasi foreign exchange market
8. Diversifikasi international
Perbedaan manajemen keuangan multinasional dengan manajemen
keuangan domestic terletak pada skup bisnis yang dilaksanakan. Perbedaan
tersebut menjadi inti munculnya kondisi-kondisi yang tidak terdapat pada
manajemen keuangan domestic seperti:
a) Perbedaan denominasi mata uang.
Aliran kas dari anak perusahaan di berbagai negara terdiri atas mata uang yang
berbeda. Dengan demikian analisis nilai tukar dan pengaruh perubahan nilai mata
uang harus diperhatikan
b) Ramifikasi legal dan ekonomi, setiap
negara dimana perusahan beroperasi mempunyai institusi ekonomi dan politik yang
berbeda, dan perbedaan ini menimbulkan masalah yang serius bagi holding
company.
c) Perbedaan bahasa, kemampuan
berbahasa yang baik memungkinkan untuk melakukan penetrasi pasar dengan mudah
d) Perbedaan budaya, perusahaan
multinasional harus mempertimbangkan faktor budaya terutama dalam penentuan
tujuan, ketenaga kerjaan, dan kemampuannya untuk memperoleh profit yang wajar.
e) Peranan pemerintah, memilki peran
dalam menciptakan aturan dasar dan partisipasi yang minim. Kondisi seperti ini
mudah dijumpai di beberapa negara maju, tetapi dibanyak negara berkembang peran
pemerintah begitu besar dalam transaksi international.
f) Risiko politik, adalah kumungkinan
bahwa perusahaan multinasional diambil alih oleh negara dimana perusahaan itu
berada.
TUJUAN PERUSAHAAN
MULTINASIONAL
Tujuan
umum suatu perusahaan multinasional adalah memaksimalkan kekayaan pemegang
saham. Meskipun demikian beberapa MNC ada yang cenderung lebih fokus untuk
memuaskan tujuan pemerintah, bank, atau karyawanya dibanding dengan
memaksimalkan kekayaan pemegang saham saja.
Ciri – ciri perusahaan multinasional
antara lain :
1. Lingkup kegiatan income generating
(perolehan pendapatan) perusahaan multinasional melampau batas- batas Negara.
2. Perdagangan dalam perusahaan
multinasional kebanyakan terjadi di dalam lingkup perusahaan itu sendiri,
walaupun antarnegara.
3. Control terhadap pemakaian teknologi
dan modal sangat diutamakan mengingat kedua factor tersebut merupakan
keuntungan kompetitif perusahaan multinasional.
4. Pengembangan system managemen dan
distribusi yang melintasi batas-batas Negara, terutama system modal ventura,
lisensi dan franchise.
Karakter
Perusahaan Multinasional
Perusahaan
multinasional biasanya memiliki ciri – ciri :
1) Membentuk cabang – cabang di luar
negeri
2) Visi dan strategi yang digunakan
untuk memproduksi suatu barang bersifat global (mendunia), jadi perusaan
tersebut membuat atau menghasilkan barang yang dapat digunakan di semua negara.
3) Lebih cenderung memilih kegiatan
bisnis tertentu, umumnya manufaktur.
4) Menempatkan cabang pada negara –
negara maju.
MOTIF-MOTIF
Ada
3 motif berdirinya perusahaan multinasional, yaitu:
1. Bermotif memperluas usahanya dalam rangka
mencari bahan baku
(raw material seker) dan menjual produknya
keluar negeri, bahkan pemerintah tidak tahu berapa banyak dan apa saja yang
dihasilkan oleh perusahaan asing tersebut. (Seperti: PT Freeport (timah dan emas) di Irian Jaya, PT Caltex (minyak) di Riau, PT Port Newman (minyak) di Batu Binjai NTB
dll.
2. Bermotif mencari pasar (market seeker).
Setelah
terpenuhinya pasar dalam negara tersebut, perusahaan multinasional ini berusaha
mencari pasar-pasar baru untuk memasarkan produknya. Hal ini dapat memperluas
jangkauan pemasaran barang tersebut.
3. Bermotif menimumkan biaya (cost minimazer) dan memaksimalkan sumber daya, Seperti: Keringanan
pajak, tenaga kerja
murah, harga tanah murah, biaya pengolahan limbah dengan syarat
ringan, menghindari adanya batasan kuota dinegaranya, dan pelayanan purna jual cepat.
TEKNIS
Teknis
dalam perusahaan multinasional adalah:
1)
Ekspor,
merupakan proses awal menjadi perusahaan multinasional.
Perdagangan internasional merupakan pendekatan yang relatif
konservatif yang digunakan perusahaan untuk menembus pasar (melalui ekspor)
atau untuk memperoleh barang dengan biaya rendah melalui impor.
2)
Memberikan
Lisensi dan mendirikan fasilitas produksi kepada mitra lokalnya.
Lisensi memudahkan perusahaan untuk menggunakan teknologi
mereka di pasar asing tanpa melakukan investasi besar di negara lain dan tanpa
biaya transportasi yang muncul jika mengekspor barang.
3)
Investasi
langsung (foreign direct investmnet)
Cara ini diambil setelah
ada jaminan bahwa investasi itu aman dari resiko dan persaiangan mitra
lokal dan mnguntungkan karena pasar telah berkembang dan memberikan respon yang
positif. Spt : Astra mengembangkan program diklat kepada bengkel-bengkel hingga
ke desa-desa diseluruh Indonesia dengan tujuan mengamankan investasi yang besar
telah tertanam karena pelayanan purna jual dan ketersediaan suku cadang dapat
dipenuhi.
TEORI BISNIS INTERNASIONAL
Arti penting teori ekonomi
Para
manajer perusahaan harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai teori ekonomi
agar dapat memahami strategi pembangunan suatu Negara. Perusahaan yang akan
melebarkan sayapnya di dalam perdagangan internasional memilki kewajiban untuk
mempelajari teori-teori ekonomi apa saja yang diterapkan oleh Negara-negara
tersebut, kususnya Negara yang menjadi pangsa pasar atau tujuan dari lingkup
bisnis perdagangan perusahaan.
Teori
perdagangan internasional
1) Teori merkantilisme
Merkantilisme merupakan
suatu falsafah ekonomi berdasarkan keyakinan bahwa :
a. kemakmuran
sebuah negara bergantung pada harta yang terakumulasi, biasanya emas
b. bahwa
untuk meningkatkan kemakmuran, kebijakan pemerintah hendaknya dapat meningkatkan
ekspor dan mengurangi impor.
2)
Teori
keunggulan absolute
Teori
ini mengungkapkan bahwa suatu bangsa mampu memproduksi suatu barang melebihi
Negara lain dengan input yang sama,. Adam smith menyatakan bahwa kekuatan pasar
yang seharusnya menentukan arah, volume, dan komposisi perdagangan
internasional. Teori keunggulan absolute biasanya dianut oleh negara-negara
yang dianugerahi kekayaan alam yang melimpah.
3)
Teori
keunggulan komparatif
Teori ini mengungkapkan bahwa sebuah
bangsa yang memiliki kelemahan absolute dalam memproduksi 2 barang jika dilihat
dari sudut pandang Negara lain, ternyata memiliki suatu keunggulan relative
atau komparatif dalam memproduksi barang
dalam memproduksi barang dimana kelemahan absolutnya kurang.
4)
Teori
endowment oleh heckscher-Ohlin
Teori ini menyatakan bahwa
perbedaan-perbedaan internasional dan interregional dalam biaya produksi muncul
karena perbedaan dalam pasokan factor-faktor produksi. Jadi, suatu Negara akan
mengekspor barang-barang yang memerlukan sejumlah factor produksi yang
berlimpah, sedangkan akan mengimpor barang-baranga yang memerlukan
factor-faktor produksi yang langka.
PASAR VALUTA ASING DAN NILAI TUKAR
Pasar
Valuta Asing atau
yang biasa disebut Valas, adalah pertukaran uang dari nilai mata uang yang
berbeda. Valuta asing merupakan suatu mekanisme di mana orang dapat mentransfer
daya beli antarnegara, memperoleh atau menyediakan kredit untuk transaksi
perdagangan internasioanal, dan meminimalkan kemungkinan resiko kerugian
(exposure of risk) akibat terjadinya fluktuasi kurs suatu mata uang.
Fungsi Pasar Valuta Asing adalah :
[+] Transfer Daya Beli (Transfer of
Purchasing Power)
Dalam
perdagangan internasional hal ini sangatlah diperlukan, karena pada dasarnya
untuk menjual atau membeli sebuah barang di luar negeri kita harus menggunakan
mata uang yang berlaku di tempat tinggal atau negara suatu pihak.
[+] Penyediaan Kredit
Pengiriman
barang antar negara dalam perdagangan internasional membutuhkan waktu, oleh
karena itu haru ada suatu cara untuk membiayai barang-barang dalam perjalanan
pengiriman tersebut termasuk setelah barang sampai ke tempat tujuan yang
basanya memerlukan beberapa waktu untuk membiayai barang-barang dalam
perjalanan pengiriman tersebut termasuk setelah barang sampai ke tujuan yang
biasanya memerlukan beberapa waktu untuk kemudian dijual kepada pembeli.
[+] Mengurangi Resiko Valas
Importir
menghindari kemungkinan resiko yang tidak diperkirakan seperti perubahan kurs
saat transaksi. Melalui sistem ini diharapkan untuk tidak memberikan dampak
buruk terhadap besarnya keuntungan yang telah diperkirakan.
Pelaku
Pasar Valuta Asing (Valas) :
1. Dealer
(Market maker)
Berfungsi
sebagai pihak yang membuat pasar bergairah di pasa uang. Pada umumnya dealer
mengkhususkan pada mata uang tertentu dan menetapkan tingkat persediaan
tertentu pada mata uang tersebut.
2. Perusahaan
atau Perorangan
Perusahaan
ataupun individu juga dapat melakukan transaksi perdagangan valuta asing
(valas). Pasar valuta asing pada umumnya dimanfaatkan untuk memperlancar
transaksi bisnis. Contoh kasus dalam hal ini adalah eksportir, importir,
investor internasional, perusahaan multinasional dan lain sebagainya.
3. Spekulan
dan Arbitrator
Orang
yang mengeksploitasi perbedaan kurs antar valas. Peran spekulan dan arbitrator
semata - mata didorong oleh motif mengejar keuntungan. Mereke justru menuai
laba dari fluktuasi drastis yang terjadi di pasar valas.
4. Bank
Sentral
Pada
dasarnya Bank Sentral melakukan jual beli valuta asing untuk menstabilkan nilai
tukar mata uangnya atau juga biasa disebut dengan istilah kegiatan intervensi.
5. Pialang
Bertindak
sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata
uang tertentu. Secara tidak langsung Pialang memiliki akses langsung dengan dealer
dan bank di seluruh dunia.
6. Pemerintah
Adapun
tujuan pemerintah melakukan transaksi valuta asing antara lain untuk membayar
hutang luar negeri, menerima pendapatan dari luar neger yang harus ditukarkan
lagi kedalam mata uang lokal.
Tujuan
Melakukan Transaksi Valuta Asing (Valas)
Ada beberapa tujuan
dalam melakukan transaksi valas, diantaranya adalah :
a. Untuk mempertahankan daya beli
a. Untuk mempertahankan daya beli
b. Sebagai
transaksi pembayaran
c. Pengiriman ke
luar negeri
d. Mencari keuntungan
Keuntungan dan Kelemahan Adanya Pasar Valuta Asing
Keuntungan adanya pasar
valuta asing di antaranya:
a. hubungan perdagangan
antarnegara semakin berkembang,
b. mempermudah
pertukaran uang bagi seseorang yang memerlukan transaksi di luar negeri,
c. mendorong berkembangnya
ekspor dan impor.
Adapun kelemahan adanya pasar valuta asing adalah:
a.
perubahan kurs akan mendorong spekulasi,
b.
menimbulkan inflasi (kenaikan harga barang secara umum),
c.
jika negara sedang resesi, akan mendorong kebijakan devaluasi.
Kurs valuta asing
Pertemuan antara permintaan dan penawaran valuta asing akan
membentuk kurs atau nilai tukar (exchange rate). Kurs valuta asing terdiri atas
dua macam:
1. kurs jual, adalah kurs yang berlaku
apabila bank atau lembaga keuangan lainnya menjual/mengeluarkan uang asing.
2. kurs beli, adalah kurs yang berlaku
apabila bank atau lembaga keuangan lainnya membeli/menerima uang asing.
Produk Pasar Valuta Asing
Mata
uang dunia yang biasa diperdagangkan di pasar valuta asing terdiri atas tujuh
macam, yaitu:
a.
Dollar Amerika (US$)
b.
Poundsterling Inggris (GBP)
c.
Euro Dolar (EUR)
d.
Swiss Franc (CHF)
e.
Japanese Yen (JPY)
f.
Australian Dolar (AUD)
g.
Canadian Dolar (CAD)
JENIS TRANSAKSI VALUTA ASING
Ada
beberapa jenis Jenis-jenis transaksi valuta asing yang terjadi di pasar valas,
yaitu spot, forward, dan swap (Hanafi :2004)
1. Transaction Spot (transaksi spot)
Transaksi
spot merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan dan pembayaran saat itu
juga, meskipun dalam praktek transaksi spot akan diselesaikan pada dua hari
kerja berikutnya. Misalnya kontrak jual beli suatu mata uang spot dilakukan
atau ditutup pada tanggal 10 agustus 2007, penyerahan dan penyelesaian kontrak
tersebut dilakukan pada tanggal 12 agustus 2007, apabila tanggal 12 agustus
2007 tersebut kebetulan hari libur atau hari sabtu maka penyelesaiannya adalah
pada hari kerja berikutnya dan penyelesaian transaksi seperti ini disebut value
date. Penyerahan dana dalam transaksi spot pada dasarnya dapat dilakukan dalam
beberapa cara berikut ini (Kuncoro : 2001) :
a) Cash,
yaitu penyerahan dana dilakukan pada tanggal (hari) yang sama dengan tanggal (hari)
diadakannya transaksi (kontrak).
b) Tom
(kependekan dari tomorrow), yaitu penyerahan dana dilakukan pada hari kerja
berikutnya atau hari kerja setelah diadakannya kontrak.
c) Spot,
yaitu penyerahan dilakukan dua hari kerja setelah tanggal transaksi.
2. Forward Transaction (Transaksi
berjangka)
Transaksi
forward merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan pada beberapa waktu
mendatang sejumlah mata uang tertentu berdasarkan sejumlah mata uang tertentu
yang lain. Kurs dalam transaksi forward ditentukan di muka sedangkan penyerahan
dan pembayaran dilakukan beberapa waktu mendatang pada saat kontrak jatuh
tempo.
Transaksi
forward ini biasanya sering digunakan untuk tujuan hedging dan spekulasi.
Hedging atau pemagaran resiko yaitu transaksi yang dilakukan semata-mata untuk
menghindari resiko kerugian akibat terjadinya perubahan kurs.
3. Swap Transaction (Transaksi Swap)
Yaitu
transaksi pembelian dan penjualan bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan
2 tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang
tersebut dilakukan pada bank lain yang sama. Jenis transaksi swap yang umum
adalah spot terhadap forward. Dealer membeli suatu mata uang dengan transaksi
spot dan secara simultan menjual kembali jumlah yang sama kepada bank lain yang
sama dengan kontrak forward. Karena itu dilakukan sebagai suatu transaksi
tunggal dengan bank lain yang sama, dealer tidak akan menghadapi resiko valas
yang tidak diperkirakan.
Seperti
dijelaskan diatas bahwa pada prinsipnya transaksi swap merupakan transaksi
tukar pakai suatu mata uang untuk jangka waktu tertetu. Transaksi swap berbeda
dengan transaksi spot atau forward. Dalam mekanisme swap, terjadi dua transaksi
sekaligus dalam waktu yang bersamaan yaitu menjual dan membeli. Penggunaan
transaksi swap sebenarnya dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan timbulnya
kerugian yang disebabkan oleh perubahan kurs suatu mata uang. Swap dapat
dilakukan antara nasabah dengan banknya dan antara bank dengan bank Indonesia
(disebut reswap). Pemberian fasilitas reswap tersebut dilakukan atas dasar swap
point yang ditetapkan oleh bank Indonesia.Transaksi swap antara bank dengan BI
antara lain:
a) Swap
likuiditas, yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif BI untuk dana yang berasal
dari pinjaman luar negeri. Posisi likuiditas ini untuk setiap bank maksimum 20
% dari modal bank tersebut.
b) Swap
investasi, yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif bank berdasarkan swap
dengan nasabah yang adanya berasal dari pinjaman luar negeri untuk keperluan
investasi di Indonesia.
c) Perbedaan
dari ketga jenis transaksi di atas adalah bahwa swap terjadi dua transaksi pada
saat yang sama (double transaction), yaitu jual beli atau beli dan jual.
Sedangkan pada spot dan forward hanya terjadi satu kali transaksi saja (one
single transaction), yaitu jual beli saja.
4. Option Transaction (Transaksi Opsi)
Transaksi Opsi
merupakan kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk
menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga
dan jangka waktu tertentu.
PURCHASING POWER PARITY (PARITAS DAYA BELI)
Purchasing power parity is a method of calculating exchange rates that
attempts to value currencies at rates such that each currency will buy an equal
basket of goods. It is based on idea that exchange of currencies reflects the
exchange of real goods (Colander,
2006)
Paritas daya beli menekankan
hubungan
jangka panjang antara kurs valas dengan harga-harga komoditi secara relatif
(Mudrajat Kuncoro, 2001).
Sebuah pendekatan atau model hubungan nilai tukar yang
lebih sesuai atau relevan di dalam jangka panjang daripada di dalam jangka
pendek adalah purchasing power parity (PPP) theory. Dimana teori absolut dari
paritas daya beli tersebut menyatakan bahwa nilai tukar diantara dua mata uang
secara sederhana adalah rasio dari tingkat harga umum pada kedua negara
tersebut. Teori ini mengacu kepada hukum “the law of one price” dimana sebuah
komoditi yang sama seharusnya memiliki harga yang sama pada kedua negara jika
dinyatakan dalam mata uang yang sama (Dominick Salvatore, 1995).
Pada prinsipnya teori paritas daya beli menganalisis
begaimana hubungan antara perubahan dan perbedaan tingkat inflasi dengan
fluktuasi kurs valas. Dimana penjelasan dari teori paritas daya beli ini
didasarkan pada hukum yang menyatakan bahwa harga produk yang sejenis di dua
negara yang berbeda akan sama pula jika dinilai dalam currency atau mata uang
yang sama, khususnya produk yang tradeable (Hamdy Hady, 2008).
Namun, dalam kenyataannya sering terbukti bahwa kurs
valas atau forex rate yang diperhitungkan berdasarkan teori paritas daya beli
absolut tersebut tidak sesuai dengan kurs valas yang ditetapkan oleh
pemerintah. Dalam hal demikian telah terjadi over valuation atau under
valuation (Hamdy Hady, 2008).
Akan tetapi teori paritas daya beli absolut ini tidak
realistis karena tidak memperhitungkan biaya tarif, transpor, dan kuota. Oleh
karena itu, muncul teori paritas daya beli relatif yang menyatakan bahwa harga
suatu produk yang sama akan tetap berbeda karena ketidaksempurnaan pasar yang
disebabkan oleh faktor biaya tarif, transpor, dan kuota. Menurut versi paritas
daya beli relatif, kurs valas atau forex rate akan berubah untuk dapat
mempertahankan purchasing power (Hamdy Hady, 2008).
PENGANGGARAN MODAL
INTERNASIONAL
Definisi Penganggaran Internasional
Menurut Andrew Graham dari School of Policy Studies
Queens University:
“Capital Budgeting is a process
used to evaluate investments in long-term or capital assets”.
Capital assets adalah aset yang dimiliki perusahaan
dengan usia atau masa pemanfaatan lebih dari setahun. Biasanya dana atau biaya
yang dikelola untuk menangani aset ini sangat besar. Sehingga teknik
penganggaran modal ini sifatnya sangat penting.
Menurut Eugene F.Bringham dan Michael C. Ehrhardt:
“Capital Budgeting is the
decision process that managers use to identify those projects that add to the
firm’s value, and as such it is perhaps the most important task faced by financial
managers and their staffs”.
Penganggaran modal merupakan penganggaran operasional
jangka panjang yang didiskusikan sebelumnya. Bagaimanapun, dari pertimbangan
yang didiskusikan, terutama yang berkaitan dengan eksposur ekonomi, selanjutnya
diaplikasikan. Seperti dalam perencanaan jangka pendek atau penganggaran,
perencanaan jangka panjang atau penganggaran modal perlu mempertimbangkan
antisipasi pergerakan tingkat nilai tukar untuk pengurangan arus kas.
Ketidakpastian lingkungan dapat diperhalus, seperti risiko pajak yang lebih
berat yang tidak diharapkan, atau yang berat, seperti risiko pengambil alihan.
Karena risiko inheren dalam penganggaran modal
internasional, perusahaan multinasional harus menggunakan teknik yang
berpengalaman untuk meramalkan arus kas, risiko taksiran, dan menentukan
tingkat diskonto yang tepat untuk memperoleh net present value (NPV)
dari pilihan investasi. Hasan, dkk (1997) menganalisis faktor
yang mengarahkan anak perusahaan asing dari perusahaan multinasional Amerika
Serikat untuk menggunakan teknik penganggaran modal yang berpengalaman. Mereka
menemukan bahwa anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas oleh perusahaan
induk lebih suka menggunakan NPV, APV, atau IRR untuk membuat keputusan
investasi. Anak perusahaan yang besar, diperdagangkan secara publik, dan telah
berbisnis dalam beberapa tahun cenderung menggunakan metode yang kompleks
seperti weighted average cost of capital (WACC) untuk menentukan
tingkat diskonto.
Penemuan ini menyarankan agar perusahaan multinasional
mengetahui kompleksitas dan risiko berinvestasi dalam pasar asing dan meminta
anak perusahaannya untuk menyesuaikan faktor dan risiko khusus negara dan
menggunakan alat terbaik yang tersedia untuk membuat keputusan penganggaran
modal. Pada waktu yang sama, penggunaan teknik ini menghadirkan beberapa isu
dalam pengevaluasian kinerja investasi jangka panjang dari anak perusahaan.
Manfaat Capital Budgeting
a. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci,
karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
b. Agar tidak terjadi over invesment atau under
invesment.
c. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak
dan dalam jumlah yang sangat besar.
d. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENGANGGARAN M ODAL MULTINASONAL
Ada berbagai factor yang dapat memengaruhi analisis
penggangaran modal, seperti:
·
Fluktuasi
kurs : perusahaan mengetahui bahwa umumnya kurs akan berubah seiring waktu,
tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa perubahan kurs di masa mendatang.
Meskipun kesulitan untuk memprediksi kurs, telah diketahui analisis
penganggaran modal muntinasional paling tidak dapat memasukkan scenario lain
untuk perubahan kurs, seperti scenario pesimis dan scenario optimis. Oleh
karena itu, MNC dapat mengestimasi ulang NPV proyek berdasarkan scenario
devaluasi tertentu yang diperkirakan mungkin terjadi. Jika berdasarkan scenario
devaluasi proyek tetap memungkinkan untuk dilakukan, maka MNC akan merasa lebih
pasti untuk melakukan proyek tersebut.
·
Inflasi
: pada beberapa Negara, inflasi mungkin sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun
karenanya dapat sangat memengaruhi arus kas bersih suatu proyek. Karena inflasi
hanya salah satu dari beberapa factor yang memengaruhi kurs, maka tidak ada
jaminan bahwa suatu mata uang akan terdepresiasi saat saat tingkat inflasi
setempat relative tinggi.
·
Rencana
pembiayaan : secara umum, penambahan investasi oleh induk perusahaan
meningkatkan eksplosur kurs induk perusahaan karena beberapa alas an. Pertama,
karena induk perusahaan menyediakan seluruh investasi, maka tidak diperlukan
pembiayaan asing. Maka, anak perusahaan tidak perlu membayar bunga dan
karenanya mengirim arus kas yang lebih besar untuk induk perusahaan. Kedua,
nilai sisa yang akan dikirim ke induk perusahaan akan lebih besar. Dengan
mempertimbangkan pembayaran pada induk perusahaan yang lebih besar, arus kas
akhir yang akan diterima oleh induk perusahaan lebih rentan terhadap perubahan
kurs. Pembiayaan dari anak perusahaan memindahkan beberapa beban pada mata uang
sama yang akan diterima oleh anak perusahaan dan karenanya akan mengurangi
jumlah akhir yang akan dikonversi menjadi dolar untuk dikirim kembali pada
induk perusahaan.
·
Pembatasan
pengiriman dana : pada beberapa kasus, pemerintah setempat mungkin memblokir
dana yang akan dikirim anak perusahaan untuk induk perusahaan. Beberapa Negara
mengharuskan laba yang dihasilkan anak perusahaan diinvestasikan kembali di
Negara tersebut selama paling tidak tiga tahun sebelum dikirim ke luar negeri.
·
Ketidak
pastian nilai sisa : jika nilai sisa tidak pasti, MNC dapat menggunakan
berbagai kemungkinan nilai sisa dan melakukan estimasi ulang NPV
berdasarkan setiap kemungkinan tersebut. MNC juga dapat memperkirakan nilai
sisa pada titik impas (juga disebut nila akhir pada titik impas), yang
merupakan nilai sisa yang dibutuhkan agar NPV proyek bernilai nol. Jika nilai
sisa actual diperkirakan akan sama atau melebihi nilai sisa pada titik impas,
maka proyek dianggap layak.
·
Dampak
proyek terhadap arus kas berjalan : sejauh ini, pada contoh yang diberikan,
diasumsikan bahwa proyek baru tidak memiliki dampak terhadap arus kas berjalan.
Namun kenyataannya, proyek baru sering kali memengaruhi arus kas berjalan.
·
Insentif
pemerintah setempat : proyek asing yang diusulkan olh MNC dapat memiliki dampak
menguntungkan bagi kondisi perekonomian Negara setempat dan karenanya sering
kali didukung oleh pemerintah setempat. Insentif yang ditawarkan pemerintah
setempat harus dipertimbangkan dalam analisis penganggaran modal. Jika
pemerintah memberi subsidi saat awal pendirian anak perusahaan, maka investasi
awal MNC akan berkurang.
·
Opsi
Riil : beberapa proyek penganggaran modal memiliki opsi riil, dalam bentuk
adanya peluang bisnis tambahan. Karena peluang ini dapat menghasilkan arus kas,
maka peluang ini dapat menambah nilai proyek.
PENYESUAIAN RESIKO DALAM ANALISIS PROYEK
1.
Penyesuaian Tingkat Diskonto
Dengan mengganggap hal lain tetap, maka tingkat penyesuaian
resiko dapat dihitung dari tingkat diskonto perusahaan. Tingkat diskonto
cenderung mengurangi nilai proyek secara keseluruhan. Pendekatan ini secara
mudah digunakan, tetapi apabila aliran kas proyek selama periode tidak
diketahui secara pasti (tidak menentu) maka resiko yang dimasukkan dalam perhitungan
proyek juga mengalami ketidakpastian.
2.
Certainty Equivalent
Metode ini menganggap bahwa aliran kas proyek dapat
dikalikan dengan suatu koevisien Certainty Equivalen, dengan nilai antara 0-1.
Apabila aliran kas diketahui, resiko dapat dimasukkan dalam perhitungan.
3.
Payback Period
Payback period dapat di devinisikan sebagai peride yang
diperlukan perusahaan untuk menutup initial outlay. Apabila selama periode
proyek tidak dapat menutupi initial outlay, maka proyek tersebut harus ditolak.
Begitu pula sebaliknya, proyek dapat diterima apabila aliran kas selama periode
lebih besar dari pada initial outlaynya.
4.
Analisis Sensitivitas
Digunakan untuk mengrtahui beberapa sensitiv NPV apabila
variabel input berubah. Estimasi terhadap variabel input dapat menghasilkan
estimasi baru terhadap NPV. Secara lebih jelas, apabila NPV selalu positif
selama masa revisi dalam estimasi, maka proyek tersebut menjadi lebih layak
bagi perusahaan. Apabila dalam berapa kasus NPV bernilai negatif, maka keputusan
untuk menolak dan menerima proyek menjadi lebih sulit.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar