MANAJEMEN KEUANGAN II
“STRUKTUR
KEUANGAN DAN BIAYA MODAL”
Disusun
untuk memenuhi tugas keuangan
di semester empat
Disusun Oleh:
1. Siti
Nurhidayah (5130014015)
2. Arofa Diah (5130014021)
3.
M. Rizal Rachamatullah (5130014034)
4. Cici Annisaa Wati (5230014002)
5. Dian Permata (5230014011)
Dosen pembimbing:
Ninnasi Muttaqin,S.MB.MSM
PRODI S1 MANAJEMEN
DAN AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
PEMBAHASAN
STRUKTUR
KEUANGAN DAN BIAYA MODAL
A. Laverage Keuangan
1. Pengertian Leverage Keuangan
2. Konsep Leverage
Faktor leverage adalah rasio antara nilai buku seluruh hutang ( debt = D ) terhadap total aktiva ( total assets = TA ) dalam terminologo nilai buku atau hutang dari nilai pasar ( B ) terhadap nilai total ( V ) dari suatu perusahaan dalam terminology nilai pasar.
3. Leverage dan risiko keuangan
Pembayaran bunga dan pokok pinjaman merupakan kewajiban perusahaan yang harus dibayar sebelum sisa keuntungan ( setelah pajak – pajak ) tersedia untuk para pemegang saham. Tidak ada bedanya apakah resiko diukur sebagai tingkat leverage keuangan ( DFL), deviasi standar dari hasil pengembalian atas ekuitas ( resiko sistematis ). Saat leverage keuangan meningkat, ceteris paribus, demikian juga dengan resiko.
1. Pengertian Leverage Keuangan
Struktur
keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya. Struktur modal
atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham ( equity = E ) terdiri dari saham biasa, modal disetor
atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Nilai pasar saham biasa ( S )
adalah harga persaham dikalikan jumlah saham yang masih belum lunas. Bila perusahaan memiliki saham preferen ( P ), maka saham tersebut akan ditambahkan
kepada modal pemegang saham dan kedua saham itu (yaitu saham bursa dan saham
preferen) akan disebut kekayaan bersih (net worth) perusahaan. Leverage
keuangan adalah sejauh mana komposisi biaya keuangan berdasarkan biaya-biaya atas pembelian dan lainya yang menimbulkan komposisi suatu biaya
untuk meningkatkan profitibilitas perusahaan dan yang menyebabkan perusahaan mengeluarkan biaya tesebut, sebelumnya leverage adalah
komposisi biaya tetap atau pengunaan biaya tetap yang digunakan untuk
meningkatkan (lever up) profitibilitas dengan investasi terhadap biaya tetap tersebut contohnya : tanah, gedung, kendaraan dan biaya tetap lainya. Leverage keuangan dimiliki perusahaan
karena adanya penggunaan modal dan yang
memiliki beban tetap dalam pembiayaan perusahaan.
2. Konsep Leverage
Faktor leverage adalah rasio antara nilai buku seluruh hutang ( debt = D ) terhadap total aktiva ( total assets = TA ) dalam terminologo nilai buku atau hutang dari nilai pasar ( B ) terhadap nilai total ( V ) dari suatu perusahaan dalam terminology nilai pasar.
3. Leverage dan risiko keuangan
Pembayaran bunga dan pokok pinjaman merupakan kewajiban perusahaan yang harus dibayar sebelum sisa keuntungan ( setelah pajak – pajak ) tersedia untuk para pemegang saham. Tidak ada bedanya apakah resiko diukur sebagai tingkat leverage keuangan ( DFL), deviasi standar dari hasil pengembalian atas ekuitas ( resiko sistematis ). Saat leverage keuangan meningkat, ceteris paribus, demikian juga dengan resiko.
a. Leverage keuangan dan resiko ekuitas
Perusahaan dapat
mengubah struktur keuangannya dengan menerbitkan pinjaman dan menggunakan hasilnya untuk
membeli kembali ekuitas. Manuver ini mengubah rasio pinjaman dan ekuitas tanpa
mengubah total aktiva atau pendapatan perusahaan sebelum bunga dan pajak (EBIT). Akan tetapi, sesungguhnya maneuver
itu memiliki dampak yang besar atas hasil pengembalian ekuitas. Tingkat
leverage keuangan ialah suatu ukuran titik elastisitas yang diartikan
sebagai rasio presentase perubahan dalam laba bersih dibagi dengan persentase
perubahan dalam laba sebelum bunga dan pajak. Besar kecilnya leverage finansial
dihitung dengan DFL (Degree of
financial leverage). DFL menunjukkan seberapa jauh perubahan EPS karena
perubahan tertentu dari EBIT. Makin besar DFL nya, maka makin besar risiko
finansial perusahaan tersebut. Dan
perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi adalah perusahaan yang mempunyai utang dalam proporsi yang lebih
besar (Sartono, 1997)
Tingkat leverage keuangan ( DFL ) = % perubahan dalam laba bersih
%
perubahan dalam EBIT
Laba bersih dapat
diartikan sebagai : NI = ( EBIT – rD ) (
1 – T )
Dan bahwa karena
beban bunga, rD, bersifat konstan, perubahan dalam laba bersih ialah
△NI = △ EBIT ( 1 – T )
Karenanya,
tingkat leverage keuangan dapat ditulis sebagai :
DFL =( △EBIT ( 1 – T ) / ( EBIT – rD ) ( 1 – T )
=
EBIT
△ EBIT /
EBIT
EBIT – rD
- Leverage keuangan dan hasil pengembalian atas ekuitas
Prosedur untuk menaksir
biaya ekuitas dengan menggunakan CAPM :
Ks = Rf + ( E ( Rm ) – Rf )βs
Ceteris paribus, saat leverage keuangan perusahaan meningkat, maka biaya ekuitas juga ikut
meningkat. Keputusan investasi perusahaan, menghasilkan pengembalian atas aktiva, menjadi
tetap terhadap struktur keuangan.
Bobot nilai pasar untuk pinjaman dan ekuitas adalah,
WB = B
Ks = Rf + ( E ( Rm ) – Rf )βs
Ceteris paribus, saat leverage keuangan perusahaan meningkat, maka biaya ekuitas juga ikut
meningkat. Keputusan investasi perusahaan, menghasilkan pengembalian atas aktiva, menjadi
tetap terhadap struktur keuangan.
Bobot nilai pasar untuk pinjaman dan ekuitas adalah,
WB = B
B
+ S
Dan
Ws = S
B
+ S
- Leverage keuangan dan operasi
Leverage
operasi ialah cara untuk mengukur resiko usaha dari suatu perusahaan. Leverage
operasi menyebabkan perubahan dalam volume penjualan untuk memiliki pengaruh
yang meningkat atas EBIT. Jika perusahaan menggunakan jumlah yang dapat
dipertimbangkan untuk baik leverage operasi dan leverage keuangan, bahkan
perubahan yang kecil dalam tingkat penjualan akan menghasilkan fluktuasi yang
lebar dalam NI, ROE, dan EPS.
Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
DCL = ( P – v ) Q
X EBIT = ( P – v ) Q
EBIT EBIT –
rD EBIT - rD
Keterangan : P =
harga per unit barang yang dijual
V = biaya variable per unit
Q = jumlah unit yang dijual
Perusahaan dengan tingkat
leverage operasi yang rendah mungkin mencari tingkat leverage keuangan yang
tinggi, tetapi tingkat leverage gabungan akan masih lebih rendah dari
perusahaan lainnya yang mulai dengan DOL yang tinggi.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan
C. Pengertian Biaya Modal
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.
1. Tingkat pertumbuhan penjualan
Tingkat pertumbuhan penjualan masa depan
merupakan ukuran sejauh mana laba persaham dari suatu
perusahaan dapat ditingkatkan oleh leverage. Perusahaan harus mempertimbangkan keuntungan
menggunakan leverage dengan adanya kesempatan untuk meningkatkan modal saham
ketika harga sahamnya tinggi.
2. Stabilitas arus kas
Bila stabilitas penjualan dan laba lebih
besar, maka beban hutang tetap yang terjadi di perusahaan akan mempunyai resiko
yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang penjualan
dan labanya menurun tajam. Bila laba kecil, perusahaan akan menemui kesulitan untuk
membayar bunga tetap dari obligasinya.
3. Karakteristik industri
Industri yang sedang berkembang
menjanjikan marjin laba yang tinggi, tetapi marjin laba tersebut
cenderung menurun apabila industry itu merupakan industry dimana jumlah
perusahaan dapat meningkat dengan cepat karena masuknya
perusahaan baru.
4. Struktur aktiva
Kebanyakan perusahaan industri yang
sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan
pemenuhan modalnya dari modal yang permanent yaitu modal sendiri, sedangkan
hutang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin besar aktivanya terdiri dari
aktiva lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dan dengan utang.
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal
suatu perusahaan.
5. Sikap Manajemen
Sikap manajemen paling berpengaruh dalam
memilih cara pembiayaan adalah sikapnya terhadap pengendalian
perusahaan dan resiko. Perusahaan besar yang sahamnya dimiliki oleh banyak
orang akan memilih penambahan penjualan saham biasa karena penjualan ini akan
banyak mempengaruhi pengendalian perusahaan
6. Sikap pemberi pinjaman
Perusahaan akan membicarakan struktur
keuangannya dengan pemberi pinjaman dan hal ini banyak mempengaruhi
nasihat mereka. Tetapi, jika manajemen ingin menggunakan leveragemelampaui
batas normal untuk bidang industrinya, pemberi pinjaman mungkin tidak bersedia untuk
memberikan tambahan pinjaman.
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.
Modal :
1. Hutang - > Obligasi.
2. Saham Preferen.
3. Saham Biasa.
4. Laba ditahan.
Konsep biaya modal penting dalam pembelanjaan perusahaan, karena dapat dipakai untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahan untuk memperoleh modal dari berbagai sumber.
1. Hutang - > Obligasi.
2. Saham Preferen.
3. Saham Biasa.
4. Laba ditahan.
Konsep biaya modal penting dalam pembelanjaan perusahaan, karena dapat dipakai untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahan untuk memperoleh modal dari berbagai sumber.
D.
Macam
Biaya Modal
1. Biaya Modal Individual
a.
Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek (hutang lancar)
merupakan hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang
dari 1 tahun, yang terdiri dari hutang perniagaan (trade account payable),
hutang wesel&kredit jangka pendek dari bank. Hutang jangka
pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka
waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank me-motong bunganya di
depan, plus premi asuransi, sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai nominal
hutangnya.
b. Biaya
Modal Hutang JK Panjang
Pada dasarnya biaya penggunaan hutang
jangka panjang (cos of debt) yang biasanya berasal
dari obligasi (cost of bond).
c.
Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock atau kp)
Biaya modal saham preferen adalah sebesar
tingkat keuntungan yang diisyaratkan atau diharapkan oleh pemegang saham
preferen. Biaya modal saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan
saham biasa, yaitu:
- Mempunyai
sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban tetap untuk memberikan
pembayaran dividen secara periodik.
- Memiliki
sifat seperti saham biasa karena saham preferen mrp bukti kepemilikan perusahaan yang mengeluarkan
saham preferen tersebut.
Demikian
pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak
sebelum pemegang saham. Pembayaran dividen saham preferen dilakukan
setelah pendapatan dikurangi pajak, sehingga biaya modal saham preferen tidak
perlu lagi disesuaikan atau dikurangi dengan pajak.
d. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan atau Biaya Modal
Sendiri (equitas atau ke)
Biaya
modal saham biasa dan laba ditahan atau biaya modal sendiri merupakan biaya
yang dikeluarkan
perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau
menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut
perlu diperhitungkan biaya modalnya. Untuk menghitung biaya ekuitas (ke) digunakan dua
model pendekatan yaitu :
-
Model
Diskonto Dividen (Dividend Discount Model)
Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal dengan mendiskontokan
aliran kas, yaitu
dari dividen yang diha-rapkan akan diterima pemegang saham.
Dimana :
Po =
Harga pasar saham saat ini.
Dt =
Dividend diterima untuk periode t
ke =
Expected return bagi investor.
Besarnya ke ditentukan oleh besarnya divident yang diharapkan akan diterima
selama periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak tertentu, dan
divident tidak mengalami pertumbuhan, maka biaya modalnya menjadi :
ke = D x 100%
Po
Namun yang
lebih realistis sesuai dengan harapan investor dividend mengalami pertumbuhan, sebesar g. Sehingga biaya modalnya menjadi :
dimana Do merupakan dividend yg di terima pada t = 0.
Diasumsikan bahwa ke > g, maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi :
dimana; D1 = Do(1+g).
maka, biaya modal sendiri dapat ditulis :
D1
ke = + g
Po
Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang meng-alami pertumbuhan beberapa tahap.
dimana :
Po = Harga pasar saham.
g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama.
g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
m = Periode waktu pertumbuhan.
Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang meng-alami pertumbuhan beberapa tahap.
dimana :
Po = Harga pasar saham.
g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama.
g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
m = Periode waktu pertumbuhan.
-
Pendekatan CAPM (Capital Asset
Pricing Model)
Model
CAPM merupakan model penetapan biaya modal dg menganalisis tingkat return saham
i atau Ri yang ARm) yg terjadi. Besarnya tingkat rerturn
saham yang diharapkan oleh investor ini merupakan
biaya modal yang harus dikeluarkan oleh emiten.
Model CAPM
ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1.
besarnya beta bunga bebas risiko (risk free rate,
Rf),
2. risiko sistematis yg ditunjukkan oleh
koefisien beta (b)
3. remium
risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasdengan return saham (Rm
–Ri).
Dimana :
Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko.
Rm = Tingkat keuntungan pasar.
= Beta saham perusahaan.
2.
Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal keseluruhan adalah biaya modal yg memperhitungkan seluruh biaya atas
modal
yang digunakan oleh perusahaan.
Konsep biaya modal perusahaan secara keseluruhan (overall cost of
capital) bermanfaat dalam penilaian usulan investasi jangka panjang.
Misalnya, dalam menentukan proyek investasi yang
harus diambil dapat ditentukan dengan membandingkan besarnya
biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of capital) dengan tingkat
keuntungan yang diperoleh dimasa datang. Untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu
dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost of
capital atau WACC).Sebagai unsur
penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang
digunakan dalam investasi proyek tersebut.
E. Struktur Modal dan Biaya Modal
1. Pajak, Struktur
Modal dan Biaya modal
Dalam kasus bebas pajak, nilai perusahaannya adalah arus kas perpetualnya, NOI
atau dibagi dengan biaya modal, k = V = NOI
= X
K k
2. Pajak
Perseroan Saja
Laba bersih yang
tersedia untuk dibagikan kepada yang berhak, adalah laba sesudah dikurang
pajak penghasilan, persamaannya adalah = Vu = X ( 1 – T )
ku
Nilai sekarang yang disesuaikan adalah nilai dari sebuah perusahaan dengan semua
ekuitas dapat disesuaikan keatas dengan nilai sekarang dari pelindung
pajak. Definisi Modiglia-Miller
menyimpulkan aspek – aspek lain dari pembiayaan atau keuangan yaitu
a. Jika perusahaan mengerjakan proyek – proyek
sehingga memperoleh penghasilan yang lebih besar dari WACCnya, maka akan
meningkatkan kekayaan para pemegang saham.
b. Seluruh peningkatan nilai perusahaan ditambahkan
kepada para pemegang saham yang mula mula.
c. Jika arus kas investasi baru didiskontokan pada
tingkat WACC arus ini didefinisikan sebagai arus kas
operasi setelah pajak yang akan diterima perusahaan jika perusahaan tersebut
tidak mempunyai hutang
F. Pengaruh Biaya Kepailitan dan
Biaya Keagenan
1. Pengaruh Biaya Kepailitan
Biaya
kepailitan mempunyai beberapa bentuk.Yang nyata terlihat adalah biaya yang
berkenaan dengan hukum, akuntansi dan
biaya administratif lainnya yang dihubungkan dengan penyesuaian keuangan
dan tindakan hukum. Sejumlah biaya akan timbul sebagai akibat makin nyatanya ketidakberesan
keuangan atau gagalnya perusahaan.
Biaya - Biaya ini, menurut urutan kegawatan adalah :
a. Pembiayaan di bawah ketentuan
syarat dan suku bunga yang semakin memberatkan.
b. Hilangnya para karyawan kunci.
Jika prospek perusahaan suram, karyawan dan eksekutif yang mampu
akan mencari
pekerjaan lain.
c. Hilangnya pemasok barang dagangan yang paling laku. Para pemasok
tersebut dapat sajakuatir tidak
dibayar atau bahwa pelanggan mereka tidak akan
mencapaiu pertumbuhan penjualan masa yang akan
datang.
d. Hilangnya penjualan karena
hilangnya kepercayaan konsumen bahwa perusahaan akan terus mendukung
produknya.
e. Kurangnya kesempatan pembiayaan
dengan berbagai ketentuan dan suku bunga untukk membiayai
investasi yang memberikan
harapan tapi mengandung resiko.
f. Kebutuhan untuk mencairkan
aktiva tetap dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja.
g. Biaya
hukum dan administrative sebagai akibat tindakan resmi yang menyangkut
kepailitan
2. Pengaruh Biaya Keagenan
Pemisahan kepemilikan dan
pengendalian seringkali dianjurkan dalam dunia di mana keahlian spesialisasi
menghasilkan produksi yang lebih efisien. Meskipun bermanfaat untuk memisahkan kepemilikan
dari pengendalian operasi dan mempunyai dua golongan modal (hutang dan
ekuitas), terdapat biaya keagenan yang
harus dipertimbangkan. Biaya keagenan naik dengan baik karena proporsi
penggunaan ekuitas eksternal yang semakin besar maupun karena proporsi hutang
yang makin besar pula. Hal ini dapat terjadi pada
struktur modal yang optimum atau diinginkan, bahkan dalam
dunia pajak atau kepailitan.
G. Asimetri Informasi dan
Pendanaan
Keputusan manajer tentang
struktur modal adalah tidak relevan pada beberapa kasus, struktur
modal optimum rumah tangga,
perusahaan – perusahaan yang unik timbul jika :
1. Sifat kebijakan investasi
perusahaan – perusahaan diisyaratkan kepada pasar melalui keputusan struktur
modalnya
2. Kompensasi manager dikaitkan
pada kebenaran atau kesalahan isyarat struktur modal.
Ada dua tipe asimetri informasi
:
a. Adverse
Selection
Adverse selection adalah
jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih yang melangsungkan
atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas
pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti
manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih
mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu
perusahaan daripada para investor luar.
b.
Moral Hazard
Moral hazard adalah
jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak yang melangsungkan atau akan
melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial dapat
mengamati tindakan-tindakan mereka dalam
penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainnya
tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan
dengan pengendalian yang merupakan karakteristik
kebanyakan perusahaan besar.
Kesimpulan
Biaya
modal merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk
mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi perusahaan.Komponen – komponen
biaya modal terdiri dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan.Faktor
– faktor yang mempengaruhi biaya modal terdiri dari tingkat suku bunga, tarif
pajak, kebijakan struktur modal, kebijakan deviden, dan kebijakan investasi.
Biaya modal menghubungkan keputusan investasi jangka panjang dan kekayaan
pemilik perusahan, digunakan untuk memutuskan apakah investasi yang diajukan
akan menaikkan atau menurunkan harga saham perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
F. Brigham .eugene, joel F.
Houston.2009.fundamentals of financial management dasar-dasar manajemen
keuangan.ed.10. Jakarta. Salemba 4.
Weston, J. Fred, Eugene F.
Brigham, dan A. Q. Khalid. Dasar – dasar Manajemen Keuangan jilid 2.Erlangga.
1991.
http://majanajemen.blogspot.com/2015/04/struktur-keuangan-dan-biaya-modal.html, acessed on Friday,
March 4, 2016, 4 PM
http://infomanajerna.blogspot.com/2012/12/biaya-modal-1.html, acessed on Friday,
March 4, 2016, 4 PM
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-asimetri-informasi/, acessed on Friday,
March 4, 2016, 4 PM
http://gigokah.blogspot.co.id/2013/11/biaya-modal-perusahaan.html, acessed on Friday,
March 4, 2016, 4 PM
http://herry.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../BIAYA+MODAL+%28COC%29.doc, acessed on Friday,
March 4, 2016, 4 PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar